Minggu, 22 November 2015

SIKAP MOTIVASI DAN MAWAS DIRI

Sikap Motivasi Dan Mawas Diri
Sikap motivasi dan mawas diri tidak terlepas dari perilaku konsumen. Adapun fungsinya yakni untuk membuat konsumen mampu mengontrol hal-hal yang harus dibeli dan sebaiknya tidak dibeli. Motivasi dan mawas diri akan saya bahas lebih rinci, berikut penjelasannya.

Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Sikap motivasi bisa timbul karena orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya. Sikap motivasi harus diperlukan dalam diri seseorang supaya apa yang dilakukan dalam segala hal dapat terrealisasikan atau tercapai dengan baik. Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, kebutuhan jasmani, dan pencapaian.

Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal. Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
1.  Persepsi individu mengenai diri sendiri.
2.  Harga diri dan prestasi.
3.  Harapan
4.  Kebutuhan
5.  Kepuasan kerja

b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
1.  Jenis dan sifat pekerjaan
2.  Kelompok kerja dimana individu bergabung
3.  Situasi lingkungan pada umumnya
4.  Sistem imbalan yang diterima

Mawas Diri

Mawas diri menurut kamus Besar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat(memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita jangan membuat kesalahan yang sama.

Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau,ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya, suatu tindakan yang telah di ambil. Mawasdiri atau interospeksi adalah hal yang sangat penting dalam hidup manusia. Karena tanpa mawasdiri manusia tidak akan pernah  mengetahui  kekurangannya, tak akan pernah  mengerti  kelemahannya,  serta tak akan pernah bisa merasakan dosa-dosanya untuk mencapai kenaikan derajat. Derajat apa saja didunia dan di akherat. Mawasdiri atau interospeksi adalah evaluasi diri secara keseluruhan.Tanpa mawas diri atau interospeksi manusia tidak akan pernah mencapai prestasi.

Mawas diri juga menggambarkan kesadaran akan pentingnya membawa bekal dalam perjalanan kehidupan agar sampai akhir tujuan dengan selamat dan bahagia. Bekal yang baik adalah amal saleh yang melahirkan keridhaan-Nya dan terbebasnya dari dosa yang dapat menyelamatkan dari murka-Nya.

Contoh Sikap Motivasi dan Mawas Diri
Sikap motivasi dan mawas diri merupakan salah satu faktor internal yang penting dalam perilaku konsumsi seseorang. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, motivasi dalam kehidupan memiliki beberapa fungsi, antara lain :
1.    Motivasi sebagai pengarah tujuan dan pengarah tindakan
2.    Motivasi sebagai pendorong
3.    Motivasi sebagai stimulator
4.    Motivasi sebagai sumber keberanian

Yang dimaksud motivasi sebagai pengarah tujuan dan tindakan, dapat diartikan dalam contoh berikut, ketika seseorang hendak masuk ke dalam mall, orang tersebut pasti memiliki motivasi tertentu  ketika memutusakan untuk pergi. Apakah untuk membeli suatu barang atau hanya untuk pergi main, atau hendak pergi makan, dan lain sebagainya. Katakanlah orang tesebut pergi untuk membeli barang, ketika memutuskan barang mana yang hendak dibelinya pun orang tersebut pasti sudah memiliki motivasi tersendiri untuk apa dan mengapa dia membeli barang tersebut. Dengan demikian, jelas motivasi disini penting juga untuk mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Untuk motivasi sebagai pendorong, dapat dicontohkan sebagai berikut, mahasiswa A memutuskan untuk mengambil kerja part-time. Uang hasil kerjanya tersebut, akan digunakan nantinya untuk membeli barang yang sudah lama dia inginkan. Walaupun pekerjaan yang dia ambil terasa melelahkan, namun dia selalu ingat motivasinya untuk bekerja itu apa? Yaitu untuk memperoleh hal yang selama ini diinginkannya.

Dengan demikian, motivasi tersebut menjadi pendorong baginya untuk terus bekerja. Motivasi sebagai stimulator pada dasarnya hampir sama dengan fungsi motivasi sebagai pendorong, hanya saja perbedaannya terletak pada sumbernya. Motivasi sebagai stimulator, berarti motivasi tersebut dapat menciptakan suatu rasa, hasrat, atau keinginan untuk melakukan sesuatu untuk mencapai hal yang diinginkannya. Atau dengan kata lain, fungsi ini lebih menekankan pada timbulnya keinginan seseorang untuk lebih mencapai tujuannya. Sedangkan motivasi sebagai sumber keberanian, dapat dijelaskan sebagai berikut. Orang A ingin menjadi seorang penyanyi tetapi dia memiliki rasa takut terhadap pandangan orang-orang disekitarnya dan malu untuk tampil depan publik.

Namun hal tersebut tidak menurunkan motivasi awalnya, justru motivasinya untuk menjadi penyanyi mejadi sumber kekuatan dan keberaniannya untuk mengalahkan segala ketakutannya. Begitu pula dalam perilaku konsumsi seseorang, ketika seseorang ingin membeli suatu gaun yang menurutnya cantik dan sesuai dengan gaun yang selama ini dia cari. Satu sisi dia takut untuk mencoba memakai gaun tersebut karena dikhawatirkan tidak pantas, namun karena motivasinya untuk membeli gaun tersebut lebih kuat, dan rasa penasaran yang kuat, maka timbul keberaniannya untuk tetap membeli gaun tersebut. Dengan demikian dari contoh-contoh di atas, jelas bahwa motivasi berperan penting dalam keputusan pembelian dan perilaku konsumsi seseorang.

Referensi : 
http://dark-rendezvous.blogspot.com

http://rahmidewi36.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar